Fashion batik saat ini hampir mendominasi pasar fashion Indonesia bahkan mulai diminati oleh pasar Internasional. Hampir sebagian masyarakat Indonesia menyukai fashion batik, mulai dari anak-anak sampai ke orang tua.
Fashion batik sudah lama menjadi baju seragam favorit sekolah yang diterapkan dan dikenakan secara masif di semua Sekolah di Indonesia mulai dari siswa tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan sampai Ke Perguruan Tinggi. Fashion Batik juga mejadi seragam favorit di lingkungan Pegawai Negeri Sipil, BUMN maupun karyawan swasta.
Tidak hanya menjadi fashion seragam favorit, fashion batik telah banyak didesign untuk baju pesta, baju jalan-jalan, baju rumahan, baju pantai, dan hampir seluruh model design baju yang kita gunakan sehari-hari. Hal ini menandakan bahwa peluang pasar fashion batik sangatlah terbuka lebar dan tentu sangat menjanjikan.
Bagaimana dengan sahabat wirausaha? Apakah sahabat wirausaha juga menjadikan fashion batik sebagai baju favorit sehari-hari? Ataukah sahabat wirausaha menjadi salah satu pengrajin industri fashion batik Indonesia?
Fashion Batik, Bagaimanakah Potensinya?
Deskripsi diatas adalah salah satu gambaran bahwa fashion batik menjadi industri garment yang sangat potensial dan tumbuh subur di lingkungan masyarakat Indonesia. Bahkan fashion batik menjadi salah satu faktor penyebab tumbuhnya sektor tekstil dan pakaian jadi di Indonesia, yang merupakan budaya nasional warisan para leluhur kita.
Pada masa pandemic covid, industry fashion batik masih mampu bertahan dan tetap memproduksi bahkan masih mampu meningkatkan ekspor ke beberapa negara di seluruh dunia. BBKB mencatat bahwa Industri fashion batik justru meningkat dengan adanya pelatihan dan pendampingan secara daring yang diikuti oleh berbagai macam kalangan mulai dari ibu rumah tangga, industry kecil menengah, para pekerja yang off kerja ataupun yang dirumahkan karena pandemic covid -19.
Upaya pendampingan, pelatihan, promosi, dan akses pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus dapat membantu industry fashion batik tetap exist dan meggeliat di tengah keterpurukan ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia akibat pandemic covid-19.
Bagaimana Permintaan Batik Dalam Negeri?
Permintaan fashion batik dalam negeri masih sangat berpotensi tinggi di tengah pandemic covid, baik permintaan batik secara offline atau konvensional dan permintaan fashion batik secara online.
Permintaan batik konvensional rata-rata adalah permintaan pengadaan fashion batik untuk seragam sekolah, seragam organisasi, seragam PNS, Pemda, seragam karyawan swasta dll.
Sedangkan permintaan fashion batik secara online didominasi oleh jenis fashion batik dengan design model baju rumahan dan baju untuk jalan-jalan/traveling.
Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan Google KeywordsPlanner untuk mencari keyword –keyword yang efektif dan Google Trends untuk mencari area efektif dan waktu efektif dalam pencarian fashion batik, menghasilkan profile permintaan pasar seperti pada tabel dibawah ini.
Bagaimanakah Potensi Fashion Batik Internasional?
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional secara virtual hari rabu 6-10-2021 mengatakan bahwa “Industri Batik yang ada di Indonesia mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan produknya banyak diminati pasar global”.
Data pada kementrian Perindustrian mencatat bahwa Ekspor batik Indonesia pada tahun 2020 mencapai US$ 532,7 juta atau sekitar 7,5 trilliun, nilai ini cukup fantastic dibanding dengan ekspor produk kerajinan lainnya, sehingga produk batik Indonesia berhasil menjadi market leader pasar batik dunia.
Kita patut berbangga hati karena produk batik Indonesia merupakan budaya nasional dan warisan leluhur kita yang saat ini sudah mendunia dan menjadi produk batik yang paling terkenal di dunia. Kita bisa menjumpai produk batik Indonesia di berbagai negara di dunia seperti di Malaysia, Thailand, India, Srilanka, Iran, Amerika, dan berbagai negara di benua Afrika dan Eropa.
Apalagi saat ini kita bisa melihat banyak tokoh tokoh dunia baik tokoh negarawan maupun artis-artis dunia papan atas yang mulai sering mengenakan baju batik dalam forum internasional. Banyak pula para designer Internasional yang mulai merancang design fashion kombinasi batik yang unique dan elegant dengan mengadopsi batik Indonesia dalam karya busana mereka.
Industri dan fashion batik mulai terkenal secara global sejak PBB sebagai organisasi internasional terbesar di dunia memberikan pengakuan dan menetapkan Batik Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity yaitu pengakuan Internasional bahwa batik Indonesia adalah bagian kekayaan peradaban manusia.
Pengakuan tersebut disampaikan UNESCO pada tanggal 2 oktober 2009, sehingga sejak saat itu Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 oktober sebagai Hari Batik Nasional yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia akan budaya batik nasional sehingga secara massif dan bersama-sama melestarikan dan melindungi kekayaan warisan budaya leluhur kita.
Sejak pengakuan dan penetapan UNESCO tentang batik Indonesia tersebut, permintaan batik Internasional semakin meningkat dari tahun ke tahun ditunjang dengan upaya pemerintah untuk terus mempromosikan batik secara masif di berbagai negara di seluruh penjuru dunia.
Kenyataan ini tentu membuat peluang pangsa pasar fashion batik menjadi sangat menjanjikan dan terbuka lebar di kancah perdagangan global. Bahkan Industri batik menjadi salah satu sektor yang memiliki daya dongkrak besar yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sehingga mendapatkan prioritas pengembangan yang serius oleh Kementrian Perindustrian.
Hal yang patut diacungi jempol adalah bahwa Industri batik mampu mempertahankan geliatnya ditengah keterpurukan ekonomi internasional akibat pandemic covid-19 yang berkepanjangan. Ekspor batik justru tetap meningkat terutama ekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Pada masa pandemic covid ini, Kementrian perindustrian mencatat bahwa ekspor batik meningkat hampir 15% dimana pada periode semester 1 tahun 2019 ekspor batik senilai US$ 17,99 juta meningkat menjadi US$ 21.54 juta pada periode januari-juli tahun 2020.
Hal ini membuktikan bahwa Industri fashion batik telah teruji ketangguhannya dan mampu tetap bertahan ditengah keterpurukan ekonomi global. Industri fashion batik juga mampu mempertahankan eksistensinya untuk terus ekspor ke berbagai negara di dunia dan membuktikan bahwa peluang pasar fashion batik ini sangatlah besar dan menjanjikan.
Bagaimanakah Kesiapan Produktifitas Fashion Batik Dalam Negeri?
Industri Kerajinan Fashion Batik umumnya didominasi oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang merupakan salah satu sektor yang paling banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Industri fashion batik ada sekitar 47 ribu unit usaha IKM yang tersebar di 101 sentra batik di Indonesia seperti di Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Kudus, Banjarmasin, Lombok, Bali, dll. Jumlah ini memiliki prosentase yang cukup besar dibanding keseluruhan industry kerajinan Indonesia yang ada sekiatr 700 ribu unit usaha yang menyerap tenaga kerja lebih adri 1,5 juta orang.
Jumlah unit produksi fashion batik tersebut cukup memadai dan dapat mengimbangi kebutuhan dan permintaan pasar baik pasal lokal/domestic maupun pasar global/internasional. Apalagi telah terbukti bahwa Industri Kecil Menengah lebih tahan banting dan lebih mampu berdiri kokoh di tengah pandemic dibanding Industri besar yang rata-rata gulung tikar dan tidak mampu menghadapi keterpurukan ekonomi global ditengah pandemic covid-19.
Menurut data dari Kementrian Koperasi dan UMKM mencatat bahwa data perusahaan Industri besar hanya sekitar 3,1% dari seluruh unit Usaha di Indonesia, sisanya hampir 96,9% didominasi Usaha dan Industri Kecil Menengah. Fakta ini semakin memperkuat posisi dan eksistensi produktifitas fashion batik dalam menghadapi persaingan global, baik ditengah resesi ataupun ditengah kebangkitan peningkatan ekonomi pasca covid-19 nantinya.
Apakah Tantangan Produktivitas Batik Indonesia dalam Kancah Persaingan Global?
Ditengah maraknya penggunaan fashion batik Indonesia di kalangan forum Internasional, maka penggunaan batik Indonesia menjadi sangat populer dan menjanjikan peluang pasar dan potensi ekonomi yang sangat besar.
Seiring perkembangan tersebut, beberapa negara seperti Malaysia dan Tiongkok mulai menggarap komoditas batik menjadi komoditas ekspor mereka dan digarap secara serius dengan mengembangkan teknologi tercanggih di bidang manufacturing untuk memproduksi dan printing batik.
Tak tanggung tanggung mereka juga memproduksi batik Indonesia dengan meniru ragam corak batik-batik khas Indonesia seperti Batik Tulis solo, Batik pekalongan, batik trusmi Cirebon, dll. Proses produksi batik corak Indonesia dengan menggunakan mesin printing tercanggih tentu saja membuat hasil produksi lebih bagus, lebih cepat, dan tentu saja biaya produksi menjadi lebih murah sehingga mereka dapat menjual dengan harga yang lebih murah daripada harga dasar batik yang dikeluarkan oleh para pengrajin batik Indonesia.
Mereka melakukan produksi besar-besaran dengan jualitas bagus dan harga lebih murah dengan tujuan untuk merebut pangsa pasar Indonesia dalam kancah persaingan bisnis Internasioal.
Inilah kendala dan tantangan utama yang harus dihadapi oleh para pengrajin batik Indonesia. Meskipun begitu, corak dan ciri khas batik Indonesia tetap tidak bisa disamarkan atau dihilangkan begitu saja, terutama untuk batik tulis, tetaplah unggul dan tidak bisa ditiru oleh mesin ptinting secanggih apapun.
Tantangan lain adalah jumlah SDM tenaga kerja yang berkualitas dan menguasai batik tulis mulai berkurang dan kebanyakan telah lanjut usia tanpa ada persiapan regenerasi. Kenyataan ini memperkecil produktifitas batik tulis dan mempersempit pengembangan batik dengan inovasi dan design design yang baru, karena kurangnya tenaga kerja yang berkualitas dan mempunyai ketrampilan yang tinggi dibidang perbatikan Nusantara.
Untuk mengatasi dua tantangan tersebut, hendaknya pemerintah segera mengambil langkah cepat dengan mensupport para pengusaha dan pengrajin batik Indonesia dengan jalan memberikan support mesin printing yang tercanggih, sehingga para Industri Kecil dan Menengah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya dengan biaya produksi yang relative murah sehingga para pengrajinpun dapat menjual fashion batik tersebut dengan harga yang bersaing secara global.
Support Pemerintah kepada para pengrajin batik tersebut dapat berupa support pinjaman modal untuk pembelian mesin printing yang canggih dan pendampingan para Industri Kecil Menengah secara kontinu dan terus menerus, sehingga dapat membantu para industry fashion batik untuk terus berkreasi den berinovasi dengan karya-karya dan design-design terbaru.
Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan pengrajin industry fashion batik hendaknya juga mulai memikirkan dan melakukan regenerasi kepada kaum milenial untuk mendidik dan memberikan pelatihan di bidang pembuatan dan pengembangan batik tulis, design, dan pemasaran baik secara konvensional maupun secara digital.
Dengan pelatihan dan pendampingan yang terus menerus, diharapkan produktifitas fashion batik Indonesia akan terus meningkat dan seimbang dengan permintaan pasar baik pasar lokal maupun Internasional, serta dapat terus berkreasi dengan inovasi design-design terbaru sehingga membuat komoditas batik menjadi lebih marak dan permintaan semakin meningkat. Dengan demikian maka peluang pasar fashion batik akan tetap menjanjikan dan terbuka luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar